Tekno

Surplus.Id Berikan Solusi Perangi Sampah Makanan

Kebiasaan membuang makanan merupakan sebuah tindakan yang kurang baik. Banyak makanan tersisa dan menumpuk dan berakhir di tempat pembuangan sampah. Namun, nyatanya hal inilah yang terjadi sampah makanan di Indonesia mencapai 13 juta ton tiap tahunnya, menempatkan Indonesia sebagai peringkat dua penghasil sampah makanan Food Loss (FL) dan Food Waste (FW) terbanyak di dunia setelah Arab Saudi

Berdasarkan Food Sustainability Index 2017 yang dirilis oleh The Economist Intelligence Unit (EIU), terdapat hampir satu miliar orang menderita kelaparan, namun sepertiga makanan hilang atau terbuang. Limbah makanan ini sesuai dengan empat kali jumlah yang dibutuhkan untuk memberi makan masyarakat yang menderita kurang gizi di seluruh dunia.

Melihat kebiasaan miris tersebut, membuat Muhammad Agung Saputra selaku Founder & CEO Surplus.id tergerak menawarkan sebuah solusi untuk mengubah kebiasaan buruk ini. Yah, kendati terbilang masih muda ia sudah menawarkan solusi untuk mengubah kebiasaan ini untuk masyarakat.

Agung yang berlatar belakang pendidikan di bidang lingkungan dan juga merupakan jebolan dari Imperial College London. Lewat pengalamannya dia pernah mengalami kekurangan uang karena keterlambatan pengiriman. Bahkan ketika mau makan dan melewati suatu restoran duitnya tak mencukupi tetapi pihak restoran membuang makanan yang berlebih. “Padahal saat itu saya memiliki uang hanya setengah harga untuk membeli makanan tersebut,” ungkap Agung.

Dan saat itu ia pun bertekad membuat inovasi yang menghubungkan toko makanan yang memiliki makanan berlebih dengan konsumer. Kini inovasinya diwujudkan melalui marketplace surplus.id

Platform ini dibuatnya untuk menghubungkan para pelanggan dengan toko makanan yang memiliki makanan berlebih yang belum tersentuh dan bukan makanan sisa. Dimana kalau menunggu besok bakal dibuang.

“Kami menghubungkan pelanggan dengan toko makanan yang memiliki makanan berlebih yang belum terjual di penghujung hari dengan diskon 50%, “ sebutnya. Setiap makanan yang diselamatkan berkontribusi dalam memerangi food waste.

Lantas apa yang menjadi keuntungan bagi merchant yang bergabung dalam surplus.id? Menurutnya, merchant bisa mendapatkan pelanggan berlebih yang melihat iklannya, dan bisa menjadi customer baru. Kedua, mendapat income tambahan daripada dibuang mending dijual lagi. Ketiga, mereka bisa mengurangi biaya pembuangan jadi setiap toko atau resto itu ada biaya pembuangan . Terakhir mereka bisa berkontribusi menjadi green restaurant dimana sekarang lagi marak green restaurant jadi mereka bisa mendapat 4 keuntungan ini.

Adapun untuk user ujarnya, mereka bisa saving buget karena mereka bisa beli makanan lebih murah 50 persen. Kedua menyelamatkan lingkungan dari gas metana dan CO2 yang dihasilkan dari food waste.

“Padahal Food Loss & Waste merupakan persoalan penting yang kini menjadi perhatian negara-negara di dunia karena dapat memengaruhi tingkat ketahanan pangan suatu negara dan berimbas pada pemerataan kesejahteraan masyarakat,” lanjutnya.

Dalam hal ini diharapkan dukungan dari pemerintah untuk memerangi sampah makanan. Ia berharap ada aturan seperti di luar negeri yang mengatur pembatasan food waste perhari atau perminggunya. Dan dikenakan denda untuk restoran atau toko makanan yang menghasilkan makanan berlebih dan di dukung regulasi yang tepat.

Kontribusi besar terbuangnya makanan berasal dari hotel, restoran, catering, supermarket, dan perilaku masyarakat yang gemar menyisakan makanannya.

Segementasi yang dibidik surplus.id saat ini ialah toko yang menghasilkan food waste atau lima makanan besar contohnya seperti toko roti, dimana toko roti biasanya dibuat hari itu malam harinya dibuang karena sifatnya organik. Toko buah dalam hal ini ritel modern, mereka biasanya sudah mengupas buah dipotong dikemas dan bila dalam 7 jam tidak laku terjual biasanya mereka membuangnya.

Ketika ditanyakan adakah injeksi permodalan dalam merintis startup berbasis lingkungan ini, dikatakannya, surplus ini dimulai akhir September 2019 dengan bootstrap dan dukungan keluarganya.

“Saya membuat marketplace ini bukan semata untuk profit seperti marketplace lain. Passion saya lebih kepada dampak lingkungan. Kita hanya mengambil 10 persen setiap transaksi,” jelasnya.

Saat ini sudah ada beberapa merchant yang bergabung seperti Merchant Halal Bro´s, Terra Restaurant di Senopati, cutt & grill, kita merchant di jakarta selatan terlebih dahulu baru di pusat. Marketplace ini akan diluncurkan bulan Maret.

Ia menambahkan, cara kerja surplus.id jika ada toko roti atau toko buah sudah mau tutup jam 10. 00 malam maka jam 09.00 malam mengupload makanan berlebih sama seperti mengupload di instagram, isi deskripsi dan jam pengambilan . Dan si konsumer melihat foto yang telah di upload langsung klik booking dan bayar sebelum menjemput bisa go send.

“Dengan Diskon 50 persen, konsumer pasti aware, apalagi makanan favorit dari rekanan Surplus.Id pastinya bisa lebih hemat dan bisa bantu memerangi Food waste, kini platform tersebut bisa diunduh di google playstore,” pungkas Agung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *