GAYATREND.com – Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, bekerjasama dengan Asosiasi IoT (Internet of Things) Indonesia (ASIOTI) mengumumkan empat pemenang Kompetisi EU Social DigiThon. Para pemenang berturut-turut adalah; Tim DukaEuy dengan nama proyek “Gelang Anti Kekerasan”, Tim UntukIbu dengan nama proyek “UntukIbu: Pusat Kesehatan dan Jurnal Pendamping Kehamilan Wanita Indonesia”, Yudhis Thiro Kabul Yunior dengan nama proyek “DTRON Smart Chair”, dan Tim Solutioner dengan nama proyek “Aplikasi E-Learning untuk Penyandang Disabilitas, Sensorik Berbasis Artificial Intelligence (ELAIS)”.
Kompetisi EU Social DigiThon tahun ini yang bertema “Aksi Muda untuk Perubahan” yang semula mencari tiga proposal terbaik ini, akhirnya memilih empat pemenang. Hal ini terjadi karena melihat kualitas yang sama unggulnya dari dua tim yang bersaing untuk posisi ketiga.
“Melalui kompetisi ini, kami ingin menciptakan kaitan antara informasi digital, teknologi, serta solusi terhadap masalah sosial dan hak asasi manusia yang muncul akibat pandemi COVID-19,” ungkap Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Bapak Vincent Piket.
“Melalui EU Social DigiThon, kami juga ingin membangun hubungan yang lebih dekat dengan kaum muda Indonesia. Kami menerima respon yang luar biasa dari anak muda yang menggunakan kreatifitas dan pemikiran kritis mereka untuk memecahkan masalah kehidupan nyata di lingkungan mereka sendiri dengan solusi yang diciptakan sendiri,” imbuh Bapak Piket.
Keempat pemenang ini mengungguli 196 proposal yang berupaya menanggapi tantangan yang dihadapi perempuan dan anak perempuan, remaja dan anak-anak, serta penyandang disabilitas yang sangat terdampak akibat tekanan krisis pandemi Covid-19.
Dewan Juri terdiri atas empat orang, yakni Andy Yentriyani, Komisioner Komnas Perempuan; Fita Indah Maulani, Sekretaris Jenderal ASIOTI; Saiti Gusrini, Manajer Program Hak Asasi Manusia/ Demokrasi pada Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia; dan Marco Bonetti, Political Officer Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia. Kriteria yang digunakan juri adalah: manfaat sosial ekonomi, orisinalitas ide, tingkat kreativitas, dan dampak yang diharapkan.
Komisioner Komnas Perempuan, Andy Yentriyani, mengatakan, “Proposal yang kami terima begitu variatif dan menarik. Kami mencari gagasan akan solusi yang betul-betul dibutuhkan oleh kelompok rentan untuk memudahkan kehidupan mereka di tengah situasi pandemi ini. Selain dampaknya harus nyata dalam melindungi, meningkatkan harkat, dan menciptakan inklusivitas bagi sasaran penggunanya, solusi ini tidak boleh menciptakan masalah baru akibat penggunaannya.”
Sekretaris Jenderal ASIOTI, Fita Indah Maulani menjelaskan, “Sejumlah proposal bahkan sudah siap untuk didorong menjadi prototipe dan ada yang dapat dikomersialisasikan. Kami juga melihat kreativitas peserta dalam memanfaatkan berbagai ragam IoT untuk memperkuat fungsi solusi mereka. Saya berharap para pemenang ini bisa terus mengembangkan solusi mereka, sehingga bisa segera dirasakan dampak positifnya secara langsung oleh masyarakat.
Para pemenang berhak atas dukungan dana untuk mewujudkan gagasannya menjadi kenyataan. Pemenang pertama meraih hadiah dana Rp 50 juta, pemenang kedua meraih hadiah dana Rp 30 juta. Dua tim di posisi pemenang ketiga masing-masing meraih hadiah Rp 20 juta. Keempat pemenang juga akan mengikuti program mentoring yang dipimpin oleh para ahli dari Uni Eropa.
Profil Pemenang Kompetisi EU Sosial Digithon
Pemenang 1
Nama Tim: DukaEuy
Nama Pemimpin Tim: Muhammad Sulthan Mazaya
Nama Proyek: “Gelang Anti Kekerasan”
Kategori Topik: Solusi untuk Perempuan dan Anak-Anak Perempuan.
Kelompok ini terdiri dari tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung. Mereka adalah Sulthan, Michael dan Daniel. Tingginya angka kekerasan terhadap perempuan menjadi latar belakang mereka menciptakan aplikasi mobile GAK (Gelang Anti-Kekerasan) yang terhubung dengan perangkat IoT.
Aplikasi ini mencakup semua protokol keselamatan darurat, termasuk modul
pengeras suara eksternal yang memiliki dua tombol yaitu untuk mengirim pesan darurat kepada semua kontak yang dimiliki, dan membunyikan sirine dengan volume yang sesuai dengan potensial
kekerasan yang dihadapi. Tombol ini juga dapat merekam suara sehingga rekaman tersebut dapat digunakan sebagai bukti tindak kekerasan saat pelaporan. Melalui aplikasi ini, pihak berwenang akan mendapatkan bukti atas tindak kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan.
Pemenang 2
Nama Tim: UntukIbu
Nama Pemimpin Tim: Jones Napoleon Autumn
Nama Proyek: “Untuk Ibu: Pusat Kesehatan dan Jurnal Pendamping Kehamilan Wanita Indonesia”
Kategori Topik : Solusi untuk Perempuan dan Anak-Anak Perempuan
Terdiri dari dua mahasiswa yaitu Jones Napoleon Autumn, mahasiswa jurusan Informatika yang juga berprofesi sebagai software engineer, dan Zefania Praventia Sutrisno, mahasiswa teknik kimia
yang terlibat dan memimpin berbagai proyek termasuk yang memberdayakan pekerja perempuan. Pemikiran mereka berangkat dari rasa keprihatinan terhadap banyaknya kelompok masyarakat yang menjadi lebih rentan akibat pandemi, khususnya kaum perempuan. Mereka lalu menciptakan UntukIbu, sebuah aplikasi pusat kesehatan dan jurnal pendamping perjalanan kehamilan untuk perempuan.
Aplikasi ini hadir untuk menyampaikan informasi dan memudahkan seluk beluk
prosedur melahirkan di tengah pandemi. Fitur UntukIbu meliputi pencarian rumah sakit dengan data fasilitas secara real time, jurnal kehamilan, informasi bidan dan layanan uji swab/ kesehatan,
integrasi informasi BPJS.
Pemenang 3
Nama Tim: Yudhis Thiro Kabul Yunior dan Fattaa Septian Dwi Cahyo
Nama Pemimpin Tim: Yudhis Thiro Kabul Yunior
Nama Proyek: “DTRON Smart Chair”
Kategori Topik: Solusi untuk Penyandang Disabilitas
Terdiri atas dua anggota yaitu Yudhis Thiro Kabul Yunior dan Fattaa Septian Dwi Cahyo. Mereka menambah kemampuan kursi roda bagi para penyandang disabiiltas yang diberi nama Dtron Smart Chair. Kursi roda ini yaitu dilengkapi Voice Recognition System, Eye Navigation System & Sistem Kontrol Manual menggunakan Smartphone Android dengan konsep Integrated Artificial Intelligence. Dengan sistem ini, pengguna dapat lebih leluasa beraktivitas menggunakan kursi rodanya. Tidak hanya itu, sistem ini juga memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi seputar perkembangan Covid-19.
Pemenang 3
Nama Tim: Solutioner
Nama Pemimpin Tim: Alfan Adi Chandra
Nama Proyek: “Aplikasi E-Learning untuk Penyandang Disabilitas, Sensorik Berbasis Artificial
Intelligence”
Kategori Topik : Solusi untuk Penyandang Disabilitas
Tim ini terdiri atas mahasiswa Software Engineering Institut Teknologi Telkom Purwokerto yaitu Vincent Nathaniel, Rifqi Akmal Saputra dan Alfan Adi Chandra. Pemikiran mereka berangkat dari rasa keprihatinan mereka terhadap penyandang disabilitas yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring. Aplikasi E-learning berbasis Artificial Intelligence (AI) membantu para penyandang disabilitas sensorik yakni disabilitas netra, disabilitas rungu, dan disabilitas wicara dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring. Hal ini dimungkinan karena teknologi ini mampu mengonversi bahasa isyarat menjadi teks untuk sarana komunikasi dengan pengajar, menghasilkan output berupa suara untuk memandu tuna netra sehingga memudahkan penyandang tuna netra dalam mengakses tugas maupun materi e-learning