Health

Antisipasi Virus Omicron, Pemerintah Lakukan Strategi Berlapis

GAYATREND.Com – Satgas Penanganan Covid-19 menyebutkan, dari bukti awal yang ada, varian baru Virus Corona Omicron menunjukkan lebih cepat menular meskipun dalam gejala ringan. Indonesia dan negara-negara di dunia juga melakukan upaya pencegahan dengan strategi kebijakan karantina dan kebijakan pembatasan pelaku perjalanan internasional.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan, dalam mengantisipasi varian Omicron, Indonesia tidak lengah dan terus menekan kasus yang saat ini sedang terkendali. Pemerintah, kata Wiku, menerapkan strategi pencegahan berlapis terutama menjelang masa Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Meskipun kasus di Indonesia terbilang terkendali dan belum terdeteksi kasus Omicron, namun Indonesia tidak lengah dan ikut mengantisipasi varian Omciron dengan memberlakukan kebijakan perjalanan internasional,” kata Wiku dalam siaran pers, Rabu (15/12/2021).

Antisipasi yang telah dilakukan Indonesia dengan strategi pencegahan berlapis yaitu memberlakukan kebijakan perjalanan internasional. Kebijakan ini dirancang, dengan melibatkan berbagai pakar dan kementerian/lembaga terkait dan mengutamakan keamanan seluruh masyarakat. Dalam karantina, juga diterapkan kebijakan entry dan exit testing, yaitu tes saat kedatangan dan setelah karantina.

Kebijakan ini diantaranya terkait pembatasan sementara pelaku perjalanan internasional yang berasal dari negara atau wilayah yang sudah memiliki transmisi komunitas kasus Omicron. Pelarangan masuk bagi yang berasal atau memiliki riwayat perjalanan dari negara atau wilayah dengan kasus lokal Omicron.

Meski demikian untuk WNI, tetap diperbolehkan masuk. Untuk WNI yang memasuki kriteria diperbolehkan masuk dengan syarat, wajib melakukan PCR maksimal 3×24 jam sebelum keberangkatan, entry test yaitu tes PCR ulang di hari pertama kedatangan, exit test yaitu tes PCR ulang kedua di hari ke-13 karantina, dan menyelesaikan karantina selama 14 hari.

Sementara pelaku perjalanan Internasional yang berasal dari negara lainnya, wajib menyertakan tes PCR 3X 24 jam sebelum kedatangan, melakukan tes PCR di hari kedatangan, serta karantina selama 10 hari dengan tes PCR pada hari ke-2 dan ke 9.

Kedepannya, untuk daftar negara yang dibatasi, pemerintah akan meninjau secara berkala sesuai dengan dinamika kasus di Indonesia dan di dunia.

“Kebijakan karantina adalah kunci pencegahan importasi kasus. Dan harus dipatuhi bersama oleh seluruh lapisan masyarakat dengan penuh kedisiplinan,” pungkas Wiku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *