GAYATREND.com – Obesitas diketahui menyebabkan penyakit kardiometabolik seperti hipertensi dan diabetes, tetapi menghubungkan penyakit ini hanya dengan kelebihan lemak adalah penyederhanaan.
Pada tingkat dasar, lemak bertindak sebagai wadah untuk menyimpan energi, tetapi jika dilihat lebih dekat, lemak merupakan aktor penting dalam proses tubuh yang vital seperti respons imun, pengaturan sensitivitas insulin, dan pemeliharaan suhu tubuh.
Dalam ulasan yang diterbitkan dalam jurnal Cell, para peneliti berpendapat bahwa efek kesehatan negatif dari obesitas tidak hanya berasal dari kelebihan lemak tetapi dari penurunan kemampuannya untuk merespons perubahan, atau dengan kata lain, plastisitasnya.
Susunan dan fungsi jaringan ini berubah sebagai respons terhadap fluktuasi berat badan dan penuaan. Saat lemak menurun plastisitasnya karena penuaan dan obesitas, ia kehilangan kemampuannya untuk merespons isyarat tubuh, seperti dikutip dari Science Daily, Sabtu (5/2/2022).
Dalam model fenomena saat ini, pertumbuhan jaringan penyimpan lemak yang cepat melebihi suplai darahnya, merampas sel-sel lemak dari oksigen dan menyebabkan akumulasi sel-sel yang tidak lagi membelah. Hal ini menyebabkan resistensi insulin, peradangan, dan kematian sel disertai dengan tumpahan lipid yang tidak terkontrol dari sel-sel ini.
“Peran sentral disfungsi jaringan adiposa dalam penyakit dan plastisitas jaringan lemak yang luar biasa mendukung janji modulasi fenotipe jaringan lemak untuk tujuan terapeutik,” tulis para penulis, yang dipimpin oleh Claudio J. Villanueva (@ClaudioVillanu) dari College of Life Sciences /David Geffen School of Medicine dan Patrick Seale (@LabSeale) dari Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania.
“Masih banyak pertanyaan dan peluang untuk penemuan di masa depan, yang akan menghasilkan wawasan baru tentang biologi jaringan adiposa dan mudah-mudahan mengarah pada terapi yang lebih baik untuk penyakit manusia
