GAYATREND.com – Dokter Spesialis Kesehatan Anak Prof. Hanifah Oswari mengatakan, bahwa hepatitis akut di Indonesia tetap ada. Untuk itu masyarakat diminta tetap mewaspadai, meski kasusnya tidak sebanyak awal kasus.
“Perkembangan dari Hepatitis berat (akut) yang belum kita ketahui sebabnya ini, memang tetap ada terus-menerus. Tetapi tidak sebanyak di awal-awal kita ketemu,” ujar Prof Hanifah dalam konferensi pers virtual bertajuk ‘Perkembangan Kasus COVID-19, Hepatitis Akut dan Cacar Monyet’, Jumat (16/9/2022).
Meski demikian, Prof Hanifah menyebut bahwa masih ada tujuh kasus hepatitis akut yang belum dibahas. “Selasa besok, kami juga akan membahas status-status yang baru,” katanya.
“Meskipun tidak banyak, tetapi kasusnya masih ada. Itu yang perlu kita perhatikan, perlu tetap waspada tetapi tingkat kewaspadaannya tidak seperti yang di awal-awal,” ucap Prof. Hanifah.
Juru Bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril melaporkan bahwa Kemenkes telah memeriksa 91 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 35 di antaranya probable, 7 pending, 49 discarded.
“Kasus hepatitis akut ini tersebar di 22 provinsi. Jadi tidak semua provinsi ada kasus hepatitisnya,” ujar dr. Syahril.
Dari 22 provinsi ini kasus terbanyak ada di DKI Jakarta dengan 12 kasus probable dan 3 kasus pending. DIY 3 kasus probable dan 0 kasus pending, serta Jawa Tengah 2 kasus probable, dan 2 kasus pending.
Status pasien dari 35 probable dan 7 pending paling banyak jenis kelamin laki-laki. Dengan usia 0 sampai 5 tahun.