GAYATREND.com – Kemenparekraf/ Baparekraf melalui Deputi Kebijakan Strategis kembali meluncurkan hasil risetnya yang bertajuk Trend Forecast 2021/2022. Peluncuran ini bertempat di Grand Ballroom, Grand Hyatt Jakarta. Riset Fashion Trend yang berisi panduan dan inspirasi dalam bentuk, desain, warna, hingga ilustrasi yang sesuai dengan selera pasar yang akan datang ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi pelaku industri, desainer, maupun akademisi di bidang desain fashion.
Buku Fashion Trend 2021/2022 ini adalah edisi ketiga dan merupakan bagian dari Trend Forecasting yang sejak 4 (empat) tahun terakhir diluncurkan rutin hampir setiap tahunnya. Bertemakan “New Beginning”, buku Fashion Trend 2021/2022 merupakan hasil riset trend fashion yang disusun oleh tim Indonesia Trend Forecast. Tim Indonesia Trend Forecasting sendiri adalah adalah tim riset dan pengembangan kolaboratif yang terdiri dari para ahli, praktisi, dan akademisi berpengalaman di industri kreatif Indonesia, yang didukung juga oleh berbagai asosiasi profesi dari berbagai bidang seperti fashion (Indonesia Fashion Chamber), desain interior (Himpunan Desainer Interior Indonesia), desain produk (Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia), tekstil (Komunitas Tekstil ITB), serta grafis (Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual Indonesia).
Riset fashion trend ini melibatkan peneliti dari berbagai bidang seperti ekonomi, demografi, antropologi, lingkungan hidup, teknologi informatika, dan tentu saja desainer dan akademisi. digarap sangat serius dengan melibatkan tim dari berbagai bidang keilmuan. Berbagai asosiasi desainer juga turut ambil bagian, dan tentu saja masukan dari beberapa perguruan tinggi.
Deputi Kebijakan Strategis, R. Kurleni Ukar menyatakan, “Pengumpulan data dilakukan baik langsung dari lapangan, menelaah data dari berbagai sumber, lalu diolah menjadi suatu pendekatan strategis yang dapat diimplementasikan”.
Untuk menghasilkan arahan kreatif yang tepat, serangkaian Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dengan para ahli juga dilakukan secara intensif. Pada tahun keempat peluncuran Fashion Trend yang dikomando oleh Kemenparekraf ini, ada situasi yang berbeda. Pandemi Covid-19 tentu telah banyak mengubah pola hidup masyarakat tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Indonesia. Pandemi Covid-19 pun memberikan pukulan telak bagi perekonomian khususnya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Kami mencoba memberikan rujukan beserta semangat dan optimisme kepada seluruh pelaku di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif salah satunya melalui peluncuran trend forecast ini”, jelas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga S. Uno.
Sandiaga menambahkan, ke depannya akan ada wadah bagi fashion desainer, untuk berinteraksi satu sama lain dan dengan pelaku kreatif lainnya.
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia ditargetkan untuk menjadi Pusat Fashion Muslim di dunia. Target ini akan sangat mungkin dicapai melihat tren ekspor fashion muslim kita terus tumbuh hingga menduduki peringkat 3 (tiga) negara pengekspor fashion muslim terbesar.
Setidaknya, potensi ini mulai terlihat saat kini subsektor fashion menjadi subsektor kedua tertinggi dengan kontribusi sebesar 18 persen pada 2019. Subsektor ini juga menyerap lebih dari 4,4 juta tenaga kerja pada 2019. Dari sisi ekspor, industri fashion juga tak kalah bersaing dengan komoditas ready to wear yang paling mendominasi. Jawa Barat menjadi provinsi paling produktif dalam menyumbangkan ekspor fashion ini ke luar negeri. Hal ini menggambarkan bahwa industri ini tengah tumbuh dan memiliki potensi luar biasa kedepan.
Oleh karena itu, dalam Rangka Menyambut Hari Kartini Tahun 2021, Kemenparekraf/ Baparekraf berinisatif menyelenggarakan Webinar Fashion Tren 2021/2022.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkolaborasi dengan Dharma Wanita Persatuan mengusung tema webinar ”Bertajuk Menjadi Ibu Kreatif di Masa Sulit“ yang bertempat di Grand Ballroom, Grand Hyatt Jakarta. Webinar yang pertama kalinya diselenggarakan ini diharapkan bisa memberikan optimisme dan semangat baru bagi pelaku industri, desainer, maupun akademisi bidang fashion yang mengalami berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengelola usaha nya karena pandemi Covid-19.
Link Buku
https://bit.ly/ebooktrenditf2122